|
Futsal
, olah raga sepak bola dalam ruangan, kini semakin digemari di
kota-kota besar Indonesia. Olah raga ini memungkinkan area dengan
lahan yang sempit memberikan fasilitas yang hampir mirip dengan lapangan
rumput sepak bola. Futsal merupakan solusi bagi kota-kota besar yang
terbatas area terbukanya. Bahkan futsal sudah dipertandingkan secara
internasional baru-baru ini.
Bermain futsal sungguh mengasyikkan, semua orang bisa mengikutinya
hanya dengan menyewa lapangan futsal yang kini banyak tersedia, salah
satunya, di Jakarta. Tidak perlu harus ahli dahulu untuk mengikuti olah
raga ini, bahkan banyak digunakan untuk acara sosialisasi saja.
Tetapi bagaimanapun futsal merupakan olah raga yang perlu penanganan
tepat terutama dalam pelaksanaannya. Karena salah-salah ingin sehat
malahan membuat penyakit. Penting untuk memperhatikan mulai dari kostum
(terutama sepatu) dan pemanasan, permainan dan pendinginan.
Cedera Yang Mungkin Terjadi
Untuk pemain futsal yang baru mulai, sering mengalami cedera karena
kurangnya pemanasan. Salah satunya adalah dengan istilah kedokterannya
“Plantar fascitis”. Plantar fascitis adalah pembengkakan dengan rasa
nyeri karena adanya suatu robekan kecil pada otot plantar fascia yang
terjadi karena penggunaan berlebihan atau tarikan berulang plantar
fascia. Keadaan ini menyebabkan rasa nyeri di bawah telapak kaki bagian
belakang dekat tumit. Hal ini disebabkan karena gerakan berulang-ulang
yang menyebabkan regangan tiba-tiba. Selain kurangnya pemanasan juga
disebabkan berlari di lapangan yang keras seperti lapangan futsal.
Cedera kedua yang mungkin terjadi adalah “tendenitis achiles”. Gejala
yang dirasakan adalah rasa nyeri pada urat daging yang membentang dari
otot betis ke tumit terutama pada pagi hari. Tendinitis Achiles
disebabkan oleh karena penggunaan berlebihan pada otot kaki, permukaan
lapangan yang keras, sepatu yang tak tepat (terlalu sempit), sudah lama
tak latihan fisik dan penyakit rematik.
Cedera ketiga adalah “ strain” atau “pegel-pegel”. Mulai dari yang
ringan hingga yang berat. Cedera ini disebabkan karena latihan/gerakan
berlebihan pada otot tertentu.
Pada futsal sama seperti pada olah raga sepak bola, seringkali sewaktu
pemain sedang menendang bola, pemain lawan juga ingin menendang bola
sehingga gerakan kaki yang sudah diukur bisa lebih dari yang diharapkan
karena benturan kaki lawan sehingga bisa menimbulkan yang namanya
overstreching. Juga karena lapangan yang licin bisa menyebabkan
overstretching (terlalu meregang) karena terpeleset.
Cedera yang agak berat adalah “ankle sprain”, cedera ini bisa terjadi
karena “tekelan” dari lawan main atau sewaktu pemain ingin menendang
bola tetapi kurang menaikkan kakinya sehingga sisi luar telapak kaki
menggerus lantai lapangan. Sering awam menyebutnya cedera ini sebagai
“sakit engkel”. Gejalanya bisa ringan maupun berat, mulai dari rasa
sakit sewaktu berjalan hingga pembengkakan.
Penanganan Cedera Dengan Rehabilitas Medik
Penanganan cedera dengan rehabilitasi medik terbagi berdasarkan perkembangan cedera yaitu :
- Stadium Akut, adanya pembengkakan dan nyeri akibat pembengkakan.
Bertujuan untuk mengatasi pembengkakan,
edema yaitu dengan immobilisasi (tidak bergerak), kompres es,
obat-obatan dan terapi modalitas lain. Dapat dimulai latihan gerak yang
terbatas dan hati-hati.
- Stadium Sub-Akut, pembengkakan berkurang. Nyeri akibat regangan jaringan ikat.
Bertujuan
mengurangi perlengketan dan kontraktur yaitu dengan cara latihan gerak
aktif perlahan-lahan, intensitas bertambah secara bertahap.
- Stadium Kronik, inflamasi/pembengkakan hilang. Nyeri bukan akibat regangan jaringan ikat.
Bertujuan untuk pemulihan fungsi yaitu dengan latihan peregangan, penguatan otot dan latihan gerak fungsi secara bertahap.
Pemanasan & Pendinginan Sama Pentingnya Dengan Permainan
Untuk
menghindari cedera otot bagi pemain futsal penting untuk melakukan
pemanasan, peregangan sebelum permainan dan juga pendinginan setelah
permainan.
Pemanasan khususnya pada daerah kaki sebelum
melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya
cedera. Gerakan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot
sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera.
Pendinginan adalah mengurangi latihan
secara bertahap sebelum latihan dihentikan. Misalnya dengan lari-lari
kecil. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran
darah. Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan
terkumpul di dalam vena
tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran
darah ke kepala. Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik
(misalnya asam laktat
dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot
pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.
Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah
cedera, tetapi berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa
berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik. Untuk menghindari
kerusakan otot karena peregangan, hendaknya peregangan dilakukan
setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan setiap gerakan
peregangan ditahan selama 10 hitungan.
Sumber
- Hansen ST. Orthopedic Trauma Protocols, Raven Press New York, 1993.
- Torg J.S. Rehabilitation of Athletic Injuries. Year Book Medical Publisher, Inc. Chicago, London, Baca Raton, 1987.
- Kisner C., Colby L.A. Therapeutic Exercise Foundation and Technique. Philadelphia : FA Davis, 1990 : 211-239.
- Brotzman S.B. Hand book Orthopedic Rehabilitation Philadelphia : Mosby, 1996 : 148-151.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar